Beranda | Artikel
Kisah Indah Akhir Hidup Orang Saleh - Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama
Selasa, 8 Februari 2022

Kisah Indah Akhir Hidup Orang Saleh – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama

Di antara kisah yang pernah aku dengar dan indah untuk diceritakan,ada seorang saleh yang sudah tua, yang memiliki kesibukan dalam ketaatan, ibadah, dan azan, hingga hatinya terpaut dengannya. Sebagaimana diceritakan oleh seorang anaknya kepadaku, di akhir usianya beliau sempat mengalami koma, tidak sadarkan diri selama beberapa bulan. Anaknya bercerita, “Suatu hari, aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahku dan duduk bersamanya.”

Kemudian dokter berkata kepadanya, “Ayahmu hari ini mulai pulih kesadarannya, dan tadi ingin Anda berbicara dengannya.” Anaknya berkata, “Kemudian aku berjalan dengan bahagia, karena beliau tersadar lagi, setelah mengalami koma selama tiga bulan atau lebih.”

“Aku memanggil beliau, dan beliau seperti orang yang baru terbangun dari tidur, kemudian berkata kepadaku, ‘Azanlah!’”
Anaknya lanjut bercerita, “Setelah itu, beliau koma lagi, hingga wafat.” Beliau tiga bulan tidak sadarkan diri, dan ketika tersadar sebentar, berkata, “Azanlah!” Karena di hatinya tidak ada yang lain, kecuali ini.

(FAIDAH KISAH)
Hati itu sesuai dengan apa yang sering menyibukkannya. Jika sering disibukkan dengan perkara yang sia-sia atau keburukan, maka dalam keadaan sulit seperti ini, tidak ada yang keluar darinya kecuali hal itu, yang dulu selalu menyibukkan hatinya. Jika dulu hatinya sibuk dengan zikir dan ketaatan kepada Allah, maka tidak akan keluar pada masa-masa sulit, melainkan hal itu, yang dulu selalu menyibukkan hatinya. Karena itulah, beliau, yakni Ibnu al-Qayyim—semoga Allah Ta’āla merahmatinya—berkata bahwa hati seseorang di masa sulit, akan mengkhianati pemiliknya sejadi-jadinya, terutama di saat menjelang kematian. Demikianlah.

=============================================================================

 

وَمِمَّا سَمِعْتُهُ وَجَمِيلٌ ذِكْرُهُ

أَحَدَ الصَّالِحِينَ مِنْ كِبَارِ السِّنِّ

لَهُ اشْتِغَالٌ فِي الطَّاعَةِ وَالْعِبَادَةِ وَالْأَذَانِ وَتَعَلَّقَ قَلْبُهُ بِذَلِكَ

دَخَلَ فِي آخِرِ عُمْرِهِ كَمَا يُحَدِّثُنِي بِذَلِكَ أَحَدُ أَبْنَائِهِ فِي غَيْبُوبَةٍ

اسْتَمَرَّتْ شُهُورًا

يَقُولُ ابْنُهُ وَدَخَلْتُ يَوْمًا إِلَى الْمُسْتَشْفَى

لِزِيَارَةِ وَالِدِي وَالْجُلُوسِ مَعَهُ

فَقَالَ لَهُ الطَّبِيبُ وَالِدُكَ عِنْدَهُ الْيَوْمَ شَيْءٌ مِنَ الصَّحْوِ

كَانَ أَرَادَ أَنْ تُكَلِّمَهُ

يَقُولُ فَذَهَبْتُ فَرِحًا

وَهُوَ مُنْقَطِعٌ فِي غَيْبُوبَةٍ عَنِ الدُّنْيَا ثَلَاثَةَ شُهُوْرٍ أَوْ أَكْثَرَ

فَأَخَذْتُ أُنَادِيْهِ فَكَأَنَّهُ اسْتَيْقَظَ مِنَ النَّوْمِ

فَقَالَ لِي أَذَّنْ ثُمَّ دَخَلَ يَقُولُ فِي الْغَيْبُوبَةِ إِلَى أَنْ مَاتَ

ثَلَاثَةَ شُهُوْرٍ فِي غَيْبُوبَةٍ وَلَمَّا اسْتَيْقَظَ الْاِسْتيقَاظَ الْيَسِيرَ

قَالَ أَذَّنْ مَا كَانَ فِي قَلْبِهِ إِلَّا هَذَا

فَالْقَلْبُ بِحَسَبِ مَا يُشْغَلُ بِهِ

إِنْ شُغِلَ بِاللَّغْوِ وَالْبَاطِلِ

فِي مِثْلِ هَذِهِ الشَّدَائِدِ لَا يَحْضُرُ إِلَّا هَذَا

الَّذِي قَلْبُهُ كَانَ مُنْشَغِلًا بِهِ

وَإِنْ كَانَ مُنْشَغِلًا بِذِكْرِ اللهِ وَطَاعَتِهِ

لَا يَكُونُ فِي الشَّدَائِدِ إِلَّا هَذَا

الَّذِي كَانَ مُنْشَغِلًا بِهِ

وَلِهَذَا قَالَ رَحِمَهُ اللهُ قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

أَنَّ قَلْبَهُ يَخُونُ يَخُونُهُ أَشَدَّ مَا يَكُونُ

وَبِخَاصَّةٍ عِنْدَ الْاِحْتِضَارِ

نَعَمْ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/kisah-indah-akhir-hidup-orang-saleh-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/